DASAR
PENYULUHAN
“SARANA
DAN PRASARANA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN METODE & TEKNIK
PENYULUHAN DI BP3K KECAMATAN MARTAPURA BARAT”
OLEH :
SUGIARTI
E1E115038
KELOMPOK VII
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak pihak menilai bahwa pembangunan
sumber daya manusia pertanian, termasuk pembangunan kelembagaan penyuluhan dan
peningkatan kegiatan penyuluhan pertanian adalah faktor yang memberikan
kontribusi besar terhadap cerita keberhasilan pembangunan pertanian di
Indonesia. Khususnya dalam upaya pencapaian swasembada beras pada tahun 1984
dan penurunan jumlah penduduk miskin perdesaan. Beberapa studi juga menunjukkan
bahwa investasi di bidang penyuluhan pertanian memberikan tingkat pengembalian
internal yang tinggi. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan pertanian merupakan
komponen penting dalam keseluruhan aspek pembangunan pertanian. Namun, ketika
proses transformasi ekonomi menuju ke industrialisasi berlangsung, anggaran
pemerintah untuk mendukung pembangunan sektor pertanian, termasuk penyuluhan
pertanian, mengalami penurunan yang signifikan (Nasir, 2008).
Penyuluhan
pertanian sebagai bagian integral pembangunan pertanian merupakan salah satu
upaya pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian lain untuk meningkatkan
produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya. Untuk itu kegiatan penyuluhan
pertanian harus dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif petani dan pelaku
usaha pertanian lainnya melalui pendekatan partisipatif. Pengembangan
pembangunan pertanian di masa mendatang perlu memberikan perhatian yang khusus
terhadap penyuluhan pertanian, karena penyuluhan pertanian merupakan salah satu
kegiatan yang strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian.
Melalui kegiatan penyuluhan, petani ditingkatkan kemampuannya agar dapat
mengelola usaha taninya dengan produktif, efisien dan menguntungkan, sehingga
petani dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraanya. Meningkatnya
kesejahteraan petani dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan
pertanian.
Penyuluhan
pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para
petani/peternak harus mengalami perubahan perilaku, dari mulai aspek yang
bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik. Tentang hal ini, diakui
bahwa, penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan akan
memakan waktu lebih lama, tetapi perubahan perilaku yang terjadi akan
berlangsung lebih kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui
pemaksaan dapat lebih cepat dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku
tersebut akan segera hilang, manakala faktor pemaksanya sudah dihentikan. Oleh
karena itu penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari
penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika
tujuan utama suatu program penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi
yang ditawarkan atau terjadinya perubahan perilaku sasaran, tentu akan
membutuhkan waktu yang relatif lama.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Repubik Indonesia Nomor :
82/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Sistem Kerja Latihan Dan Kunjungan
bahwa Pendekatan pembangunan dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, yaitu petani, pekebun, dan
peternak, beserta keluarga intinya. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
tersebut diupayakan antara lain melalui penyuluhan pertanian. Salah satu
pendekatan dalam penyuluhan pertanian adalah dengan menggunakan Sistem Kerja
“Latihan dan Kunjungan” (LAKU).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana keadaan/kondisi BPP dan
jumlah WKPP/Wilkel binaan ?
2.
Bagaimana jumlah dan karaktersistik
Penyuluh yang bertugas di lapangan ?
3.
Bagaimana keadaan lahan demplot
petani ?
4.
Bagaimana kemudahan sarana
transportasi penyuluh ?
5.
Apa saja dukungan biaya
penyelenggaraan penyuluhan ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui keadaan/kondisi BPP dan
jumlah WKPP/Wilkel binaan
2.
Mengetahui jumlah dan karaktersistik
Penyuluh yang bertugas di lapangan
3.
Mengetahui keadaan lahan demplot
petani
4.
Mengetahui kemudahan sarana
transportasi penyuluh
5.
Mengetahui dukungan biaya
penyelenggaraan penyuluhan
BAB II
PRAKTIK LAPANGAN
Lokasi dan Waktu
2.1
Lokasi
Praktik lapangan Dasar-dasar
Penyuluhan Pertanian ini dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian Desa Sungai
Rangas, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan
70652.
2.2
Waktu
Praktik
lapangan Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian ini dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 21 Desember 2016 pukul 09.00 sampai dengan selesai dengan narasumber
Bapak Samingan, SP.
KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN
Sarana
dengan prasarana penyuluhan pertanian dalam pengembanga nmetode dengan teknik penyuluhan
pada tingkat petani.
1. Keadaan/
kondisi BPP denganjumlah WKPP / wilayah kelompok binaan BPP Astambul.
Ruangan kondisi
BPP Astambul cukup baik, dengan dilengkapi ruangan – ruangan pertemuan seperti ruangan
kepala BPP, tempat diskusi, dan ruang pengetikan. Adapun tempat BPP Astambul sangat
setrategis karna letaknya dipemukiman petani sehingga petani mudah untuk keperluan
– keperluan dalam penyuluhan.
Pada BPP
Astambul membina 23 desa yang mana masing – masing desa terdiri dari 4 - 8
kelompok tani, setiap kelompok tani terdiri dari + 20 orang, dan 1
gapoktan ( gabungan kelompok tani) dalam satu desa yang dibina oleh penyuluh.,
masing– masing penyuluh membina 1 desa.
2. Jumlah
dengan karakteristik penyuluh yang bertugas di pangan.
Penyuluh
pertanian yang ada di BPP Astambulberjumlah 23 orang yang terdiridari 14 orang
PNS dan 9 orang penyuluh kontrak.
Para
penyuluh bertempat tinggal diluar daerah binaan, hanya 3 orang yang bertempat tinggal
di kecamatan Astambul, dan sisanya bertempat tinggal di kota, seperti Kota
Martapuran dan Banjarbaru. Hal tersebut membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk sampai ke desa binaan.
Kegiatan
penyuluh dalam 1 minggu adalah pada hari senin, rabu, kamis dan jumat para
penyuluh berada dilapangan untuk kegiatan penyuluhan, dan pada hari selasa kegiatan
di BPP untuk membahas permasalahan – permasalahan yang tidak biasa dipecahkan oleh
penyuluh dan dipecahkan bersama – sama dengan pihak terkait, seperti Dinas pertanian,
kab Banjar. Pertemuan di BPP selain membahas permasalahan juga
penyampaiantentang technology – technology baru.
3.
Lahan demplot petani
Pada BPP Astambul tidak memiliki lahan Demplot petani atau
lahan uji coba, karena keterbatasan lahan demplot petani atau lahan uji coba.
Lahan pekarangan atau lahan disekitar BPP tidak biasa digunakan karena sudah penuh
dengan bangunan perumahan penduduk.
Pada lahan hamparan persawahan petani terdapat
Demontrasi plot (Demplot) tanaman pangan dan Hortikultura yang dipakai pada kegiatan
Penyuluhan Pertanian, pada persawahan seluas 25 ha perkelompok tani terdapat 1
ha sawah sebagai uji perbandingan, dengan tujuan agar hasil produksi dapat diketahui
dan diterapkan.
Komoditi
tanaman unggulan pada binaan BPP Astambul adalah sebagai berikut :
a.
Tanamanpadisawah
yang ditanamselama 1 tahun
b.
HortikulturaberupatanamanJeruk
c.
TanamanperkebunanberupatanamanKaret
d.
Setiaprumahpendudukhanyamemeliharaayamkampung<
10 ekor
e.
Hanyasebahagianpetani
yang memeliharaitik.
4. Kemudian
sarana, transfortasi penyuluhan.
Sarana dan transfort yang difasilitasi oleh pemerintah kepada
penyuluh BPP Astambul adalah sebagai berikut :
a.
Penyuluh
dapat menempati Balai Penyuluhan Pertanian yang dilengkapi dengan beberapa ruangan,
seperti : ruangan kepala BPP, tempat diskusi, ruang pengetikan, dan tempat buang
air.
b.
Ruang
pengetikan di fasilitasi 2 buah compoter.
c.
Dapat
transfortasi berupa motor 2 buah untuk sebahagian penyuluh (senior)
d.
Pada
kegiatan Penyuluhan Pertanian penyuluh menggunakan motor sebagai media
transfortasi kelapangan
5. Jenis
teknik dengan metode (porsinya) penyuluhan yang dilaksanakan.
Adapun teknik dengan metode yang
digunakan oleh penyuluh BPP adalah sebagai berikut :
a.
Pendekatan
perorang (Anjangsana) : kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh kerumah / tempat
petani.
b.
Pendekatan
kelompok merupakan pendekatan penyuluh kekelompok tani untuk mendiskusikan kegiatan
atau menyelesaikan maslah – masalah dalam penyuluhan pertanian serta pada kegiatan
BPP Astambul yaitu SLPHT ( sekolah lapangan pengendalian hama tanaman terpadu)
yang diselenggarakan setiap 1 musim tanam.
6.
Dukungan biaya penyelenggaraan penyuluhan
Dukungan
biaya penyelenggaraan penyuluhan yang diberikan kepada petani antara lain yaitu
Setiap Gapoktan diberikan dana permodalan sebesar 100 juta untuk dikembangkan sebagai
modal usaha tani. Di Desa juga tersedia saprodi seperti obat – obatan, pupuk
yang dibutuhkan oleh petani. Disebahagian desa sudah dapat technology –
teknologi seperti pompa air dan hand tractor yang berguna untuk mendukung kegiatan
petani dengan harapan petani dapat meningkatkan usaha taninya.
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Penyuluh
pertanian hadir untuk membantu dalam mengembangkan atau menata ulang perilaku
petani, agar menjadi petani yang modern,tangguh dan efisien. Keadaan sarana dan prasarana Penyuluhan
Pertanian BP3K Kecamatan Martapura Barat sebagai BPP model selama 3 tahun cukup
memadai namun masih banyak sarana dan prasarana yang masih harus di penuhi
untuk mendukung kegiatan penyuluhan. Dalam pemenuhan sarana dan prasarana ini
dibutuhkan perhatian dari pemerintah.
2. Saran
Semoga
pemerintah lebih memperhatikan sarana dan prasarana Penyuluh Pertanian serta
perhatian dari para petani untuk membuka wawasan untuk menerima teknologi baru
yang baik yang disarankan oleh Penyuluh Pertanian dan membuka diri untuk mau
mengahadiri kegiatan penyuluhan agar dapat terciptanya metode dan tekhnik
Penyuluhan ditingkat petani untuk Indonesia yang lebih sejahtera dan
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, Totok. 1994. Penyuluhan
Pembangunan Pertanian. UNS Press. Surakarta.
Nasir. 2008.
Pengembangan Dinamika Kelompok Tani.
http://www.dispertanak.pandeglang.go.id/artikel_11.htm. Diakses pada tanggal 4
Januari 2016
Salim, F.
2005. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian
(materi dalam diklat dasar-dasar funsional penyuluh).
Soeharto,N.P.
2005. Progama Penyuluhan Pertanian (
materi dalam diklat dasar-dasar funsional penyuluh).