Jumat, 20 Maret 2015

Laporan Praktikum Biologi Tes Golongan Darah



A.   JUDUL

Tes Golongan Darah

B.   TUJUAN

Mengetahui golongan darah sistem ABO dan rhesus seseorang.

C.   ALAT DAN BAHAN

·         Kaca objek (object glass)
·         Blood lancet
·         Pengaduk ( tusuk gigi )
·         Kapas
·         Alkohol 70%
·         Serum anti-A
·         Serum anti-B
·         Serum anti-AB
·         Serum anti-D (anti-Rho)

D.   CARA KERJA

1.      Siapkan kaca objek dan Blood lancet yang sudah dibersihkan dengan alkohol 70%. Setiap anak harus menggunakan kaca objek dan Blood lancet yang berbeda, tidak boleh dipakai secara bergantian.
2.      Barsihkan salah satu jari (biasanya jari tengah) dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70%. Bersikan juga Blood lancet yang akan digunakan dengan alkohol.
3.      Tusuklah ujung jari tersebut dengan menggunakan Blood lancet, pijat-pijat ujung jari agar darah mudah keluar.
4.      Teteskan pada kaca objek di 2 titik dengan jarak tidak terlalu berdekatan. Bersihkan lagi ujung jari bekas tusukan dengan alkohol  70% agar tidak terkena infeksi.
5.      Teteskan 1 tetes serum anti-A dan anti-B pada masing-masing tetesan darah. Aduk darah yang bercampur serum dengan menggunakan tusuk gigi yang masing-masing berbeda, agar tidak tercampur.
6.      Amati dengan cermat, perhatikan ada atau tidaknya penggumpalan.
7.      Tentukan tipe golongan darah berdasarkan  hasil analisis reaksi penggumpalan. Catat datanya ke dalam tabel.
8.      Setelah praktikum selesai, bersihkan kaca objek dengan sabun, bilaslah denagn air bersih, dan rendam di dalam air panas agar steril.

E.   TEORI DASAR

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisisgagal ginjalsyok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
§  Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serumdarahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
§  Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
§  Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
§  Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut.
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O.
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau  AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O .
Penggolongan
Antigen
Antibodi
Golongan darah
A
Anti B
A
B
Anti A
B
A-B
-
AB
-
Anti AB
O









Golongan darah O adalah golongan darah yang paling banyak di dunia. Sedangkan golongan darah AB adalah golongan darah yang paling langka . 
§  Golongan darah O disebut Donor Universal karena darahnya dapat didonorkan pada semua golongan darah , tetapi hanya dapat menerima dari golongan darah O.
§  Golongan darah AB disebut Resipien Universal karena dapat menerima transfusi dari semua golongan darah.


Pemeriksaan
Pemeriksaan golongan darah sangat penting untuk transfusi. Pemeriksaan golongan darah dapat dilakukan oleh seorang Analis Kesehatan.
Pemeriksaan golongan darah antara lain :
1.         Cara slide ( kartu )
Cara ini yang paling mudah dan banyak dilakukan di laboratorium.
caranya :
·         Letakkan 1 tetes serum anti A, Anti B, anti AB, dan anti D.
·         Tambahkan 1 tetes darah dari darah vena atau darah kapiler.
·         Ratakan ke tepi slide dengan lidi.
·         Perhatikan ada / tidakknya aglutinasi
Seorang probandus yang memeriksa darahnya di laboratorium dengan cara ini akan mendapatkan hasil golongan darahnya untuk disimpan.
Golongan Darah cara slide yang dilakuin di lab sekolah.









     
2.      Cara tabung
            Cara ini akan terlihat lebih jelas hasilnya .
            caranya :
·         Buat suspensi sel darah dalam larutan garam ( hemetokrit 2% )
·         Masukkan 1 tetes serum anti A, anti B, anti AB, dan anti D pada masing-masing tabung.
·         Tambahkan 1 tetes suspensi sel darah merah pada masing-masing tabung, campur.
·         Pusing 1 menit 1000 rpm.
·         Goyang dan perhatikan adanya aglutinasi

Interprestasi hasil
Anti A
Anti B
Anti AB
Golongan darah
-
-
-
O
+
-
+
A
-
+
+
B
+
+
+
AB

( + ) : terjadi aglutinasi
( - ) : tidak terjadi aglutinasi

Rhesus adalah suatu faktor yang terdapat pada sel darah merah yang ditemukan pertama kali oleh Lainsteiner dan Liner pada tahun 1940 melalui injeksi sel darah merah kera ke tubuh kelinci. Sebagian besar Rhesus manusia di dunia adalah ( + ) . Sedangkan Rhesus ( - ) biasanya dimiliki oleh orang-orang di Eropa. Perbedaan Rhesus seorang laki-laki dan wanita yang telah menikah akan mempengaruhi kelahiran keturunannya. Mungkin keturunan mereka hanya akan ada 1 yang normal. Anak selanjutnya kemungkinan terlahir cacat.

Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan DONOR dan yang menerima darah disebut resipien.Donor perlu memperhatikan jenis aglutinogen di dalam eritrosit, sedangkan resipien perlu memperhaitkan jenis aglutinin dalam plasma darah.
Sebelum melakukan transfusi perlu menentukan golongan darah resipien dan golongan darah donor. Proses penentuan golongan darah dilakukan dengan cara Tes Darah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.



Setelah diketahui jenis golongan darah antara donor dan resipien barulah proses transfuse darah dapat dilakukan.
Bagan Transfusi Darah



Golongan darah O adalah Donor Universal karena dapat di transfusikan ke seluruh golongan darah.Golongan darah AB adalah Resipien Universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah.
Tabel aglutinasi dari berbagai golongan darah
Golongan Darah
Aglutinin A
Aglutinin B
O
Tidak Menggumpal
Tidak Menggumpal
A
Menggumpal
Tidak Menggumpal
B
Tidak Menggumpal
Menggumpal
AB
Menggumpal
Menggumpal

Dari bagan dan tabel diatas dapat kita ketahui dari dan ke golongan darah apa saja proses transfusi darah dapat terjadi.
Pada tabel melukiskan reaksi yang terjadi pada empat golongan darah yang berbeda. Golongan darah O, eritrositnya tidak mempunyai aglutinogen sehingga tidak dapat bereaksi dengan salah satu serum anti-A atau anti-B. Golongan darah A mempunyai aglutinogen-A sehingga beraglutinasi dengan aglutinin anti-A. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen B sehingga beraglutinasi dengan kedua jenis aglutinin.
Golongan darah AB adalah resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah. Sebaliknya golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditransfusikan kepada seluruh golongan darah. Tetapi transfusi darah yang terbaik adalah transfusi darah dari golongan darah yang sejenis. Jika transfuse dilakukan dengan jenis golongan darah yang berbeda, meskipun itu memungkinkan, misalnya golongna darah O ditransfusikan ke golongan darah AB, masih mungkin terjadi penggumpalan walaupun sedikit.
Alasan terbanyak melakukan transfuse adalah karena penurunan volume darah. Transfusi juga sering digunakan untuk pengobatan anemia atau member resipien beberapa unsur lain dari darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya pada waktu operasi.

F.    HASIL PENGAMATAN
No.
Nama
Reaksi Terhadap Serum
Tipe Golongan Darah
Anti-A
Anti-B
Sistem ABO
1.      
Marlinah
+
-
A
2.      
Muhibbatun Nisa
-
+
B
3.      
Nadya Aidina
-
-
O
4.      
Nor Amalina
+
+
AB
Keterangan: (+) = menggumpal, (-) = tidak menggumpal
1.      Ada berapa tipe golongan darah sistem ABO yang dimiliki oleh teman sekelas? Sebutkan tipe golongan darah tersebut.
Jawab: ada 4. A,B,O dan AB
2.      Tipe golongan darah sistem ABO manakah yang terbanyak di kelas?
Jawab: A=5, B=11, O=10, AB=2, jadi golongan darah terbanyak di kelas ini adalah golongan darah B.
3.      Mengapa pada tipe golongan darah O, tidak ada reaksi yang menggumpal ? jelaskan alasannya
Jawab: Karena golongan darah O tidak memiliki aglutinogen (antigen) yg dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan), sehingga apabila golongan darah O direaksikan dengan serum anti A, anti B, anti AB maka tidak akan menggumpal.
4.      Mengapa pada golongan darah AB, semua reaksi menggumpal? Jelaskan alasannya.
Jawab: Karena memiliki Aglutinogen A dan B, namun tidak memiliki Aglutinin

5.      Gambarkan skema transfusi darah pada golongan darah sistem ABO. Uraikan penjelasannya.
Jawab:
                           
                        Golongan darah A dapat mendonorkan darah kepada A dan AB
                        Golongan darah B dapat mendonorkan darah kepada B dan AB
                        Golongan darah O dapat mendonorkan darah kepada O,A,B,AB
                        Namun Golongan darah AB hanya dapat mendonorkan darah kepada AB dan                   tidak             dapat mendonorkan darah kepada golongan darah lainnya.
6.      Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah AB menerima transfusi darah dari donor yang bergolongan darah A?
                  Jawab: Sesuai atau tidak terjadi penggumpalan dan tidak terjadi hemolisis.
7.      Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah B menerima transfusi darah dari donor yang bergolongan darah O?
Jawab: Sesuai atau tidak terjadi penggumpalan dan tidak terjadi hemolisis.

8.      Jika seseorang memiliki darah Rh (Rhesus negatif) mendapatkan tranfusi dari donor yang memiliki Rh (Rhesus positif), pada awalnya tidak membahayakan, tetapi tranfusi darah Rh selanjutnya akan berbahaya, mengapa? Jelaskan terjadinya kasus tersebut.
                   Jawab: Karena darah Rh akan segera memproduksi aglutinin anti-RhD dan aglutinin anti-RhD pada resepien yang terbentuk akan bertambah banyak. Dan kasus yang akan terjadi adalah hemolisis, yaitu pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin terlepas bebas ke plasma darah. Akibatnya ginjal harusbekerja keras mengeluarkan sisa pecahan sel-sel darah merah tersebut.



9.      Jelaskan akibatnya jika seseorang wanita memiliki darah Rh (Rhesus negatif) mengandung janin dengan darah Rh (rhesus posif).
Jawab: Tubuh ibu akan secara alamiah membentuk zat anti bodi anti-RhD untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan “benda asing” (antigen RhD darah janin). Akibatnya sel darah merah janin akan pecah dan hancur (hemolisis) dan kondisi inni bisa menyebabkan kematian janin dalam rahin atau jika lahir akan menderita eritoblastosis fetalis.



G.  ANALISIS DATA

            Golongan darah O tidak mengalami penggumpalan pada serum anti A,B,AB karena golongan darah O tidak memiliki Antigen (Aglutinogen), namun memiliki aglutinin α (anti- A) dan β (anti-B). Oleh karena itu golongan darah O termasuk donor darah universal, karena golongan darah O tidak meiliki aglutinin (antigen) untuk digumpalkan oleh golongan darah lain, sehingga dapat diberikan kepada resipien semua golongan darah. Namun golongan darah O hanya dapat menerima darah dari orang yang bergolongan darah O juga.


H.  KESIMPULAN
Golongan darah dikelompokkan menjadi 4, yaitu; A, B, O, dan AB. Penetapan penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B. Individu-individu dengan golongan darah A mempunyai antigen A yang terdapat pada sel darah merah, individu dengan golongan darah B mempunyai antigen B, dan individu dengan golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen tersebut.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

I.      SARAN
Ketika praktikum golongan darah, penusukan jarum dilaksanakan dengan teliti agar tepat ditengah jari sehingga darah tidak melebar ditengah kuku.

J.     DAFTAR PUSTAKA

4 komentar: